Evolusi kuda
Evolusi kuda
menjelaskan nenek moyang filogeni dari kuda modern, yang pada mulanya berasal dari Hyracotherium
yang seukuran anjing dan tinggal di hutan[1],
yang berevolusi seiring skala waktu geologi. Palezoolog
telah dapat mengumpulkan gambaran lengkap mengenai garis keturunan evolusi
kuda modern, lebih lengkap daripada hewan-hewan lainnya.
Kuda termasuk ke dalam ordo yang dikenal sebagai
"Perissodactyla, atau "hewan berkuku ganjil", yang semua
anggotanya memiliki kaki berkuku serta jumlah jari
yang ganjil pada tiap kakinya, selain juga bibir atas yang mudah
bergerak dan struktur gigi
yang serupa. Ini artinya kuda memiliki leluhur yang sama dengan tapir dan badak. Perissodactyla pada
awalnya mulai muncul pada masa Paleocene akhir, kurang dari 10 juta tahun setelah peristiwa kepunahan Kapur-Tersier.
Kelompok hewan ini nampak pada awalnya hanya hidup di hutan hujan,
namun untuk tapir dan, sampai batas tertentu, badak, tetap ada yang hanya hidup
di hutan tropis,
sementara kuda modern beradaptasi untuk hidup di tanah yang lebih kering di
kodisi iklim yang lebih keras di stepa. Spesies Equus
lainnya beradatasi pada beragam kondisi menengah.
Moyang awal kuda modern berjalan dengan
jari kaki yang melebar keluar, yang memudahkan mereka untuk berjalan di atas
hamparan tanah yang lembut dan lembap di hutan purba. Ketika spesies rumput mulai
muncul dan berkembang, para equid mulai berganti makanan dari dedaunan menjadi rerumputan,
yang berujung pada gigi yang lebih kuat dan lebih awet. Pada saat yang sama,
seiring mulai munculnya stepas, para pendahulu kuda pun perlu memiliki
kecepatan yang yang lebih tinggi untuk melarikan diri dari pemangsa. Ini
diperoleh melalui pemanjangan anggota gerak dan terangkatnya beberapa jari dari
tanah dalam suatu cara yang mengakibatkan berat tubuh secara perlahan
dipindahkan kepada jari terkuat, yaitu jari ketiga.
Akan tetapi, saat ini banyak pendukung
evolusi berterus terang mengakui bahwa skenario evolusi kuda telah hancur.
Dalam sebuah simposium empat hari mengenai masalah-masalah teori evolusi
bertahap yang diselenggarakan pada tahun 1980
di Field Museum
of Natural History, Chicago, dan dihadiri 150 evolusionis, Boyce Rensberger,
seorang evolusionis yang memberikan sambutan, mengatakan bahwa skenario evolusi
kuda tidak didukung oleh catatan fosil dan tidak ditemukan proses evolusi yang
menjelaskan evolusi kuda secara bertahap
Contoh populer evolusi kuda, yang
mengemukakan perubahan bertahap dari makhluk seukuran rubah dengan kaki berjari
empat yang hidup hampir 50 juta tahun lalu menjadi kuda masa kini yang lebih
besar dengan kaki berjari satu, telah lama diketahui keliru. Bertentangan
dengan perubahan secara bertahap, fosil setiap spesies peralihan tampak sama
sekali berbeda, tidak berubah, dan kemudian menjadi punah. Bentuk-bentuk
transisi tidak diketahui.
Seorang ahli paleontologi kenamaan,
Colin Patterson, direktur Natural History Museum, Inggris, berkomentar tentang
skema “evolusi kuda” yang dipamerkan untuk umum di lantai dasar museum tersebut
Telah begitu banyak cerita tentang
sejarah kehidupan di bumi ini, sebagian lebih imajinatif daripada yang lain.
Contoh paling terkenal, masih dipamerkan di lantai bawah, adalah skema evolusi
kuda yang dibuat barangkali 50 tahun lalu. Dan itu telah dijadikan kebenaran
harfiah dari buku ke buku. Kini, saya pikir itu perlu disesali, terutama jika
mereka yang mengajukan cerita semacam ini sendiri menyadari betapa spekulatifnya
sebagian skema tersebut.
Jadi, apa yang mendasari skenario
“evolusi kuda”? Skenario ini dirumuskan dengan diagram-diagram tipuan yang
disusun berurutan dari fosil spesies-spesies berbeda yang hidup pada periode
sangat berlainan di India, Afrika Selatan, Amerika Utara dan Eropa,
se-mata-mata mengikuti imajinasi evolusionis. Terdapat lebih dari 20 diagram
evolusi kuda yang diajukan para peneliti. Semua diagram itu sangat berbeda satu
sama lain. Evolusionis tidak mencapai kesepakatan tentang hal ini. Satu-satunya
persamaan di antara mere-ka keyakinan bahwa nenek moyang kuda (Equus) adalah
makhluk seukur-an anjing yang disebut “Eohippus”, hidup dalam Periode Eosin 55
juta tahun lalu. Akan tetapi, jalur evolusi dari Eohippus ke Equus sama sekali
tidak konsisten.
Seorang evolusionis yang juga penulis
ilmu alam, Gordon R. Taylor, menjelaskan kenyataan yang jarang diakui ini dalam
bukunya, The Great Evolution Mystery .
Bagan yang menunjukkan perkembangan
evolusi kuda
Dari sekian banyak fosil yang ditemukan,
yang paling lengkap dan dapat digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi adalah
fosil kuda yang ditemukan oleh Marsh dan Osborn. Dari studi yang dilakukan
dapat dicatat beberapa perubahan dari nenek moyang kuda (Eohippus) yang hidup
58 juta tahun yang lalu menuju ke bentuk kuda modern sekarang (Equus), yaitu:
tubuh bertambah besar, dari sebesar kucing hingga
sebesar kuda sekarang leher makin panjang, kepala makin besar, jarak antara
ujung mulut hingga bagian mata menjadi makin jauh perubahan dari geraham depan
dan belakang dari bentuk yang sesuai untuk makan daun menjadi bentuk yang
sesuai untuk makan rumput bertambah panjangnya anggota tubuh hingga dapat
dipakai untuk berlari cepat, tetapi bersamaan dengan itu kemampuan rotasi tubuh
menurun. Adanya reduksi jari kaki dari lima menjadi satu, yaitu jari ketiga
yang selanjutnya memanjang, kemudian disokong teracak.Hingga baru-baru ini,
urutan imajiner evolusi kuda telah dikemukakan sebagai bukti fosil terpenting
teori evolusi.
1 komentar:
hmmm jdi inget bio komen back y
Posting Komentar