Arthropoda- Arthropoda
itu hewan apa?, Bagaimana ciri-ciri Arthropoda?, Bagaimana struktur tubuh
Arthropoda dan fungsinya?, bagaimana reproduksi dan klasifikasi dari
Arthropoda? dan apa peranan dari Arthropoda ini? mari kita jawab semua
pertanyaan di atas.
Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan sejenis lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit.
Karakteristik yang membedakan artropoda dengan filum yang lain
yaitu : Tubuh bersegmen, segmen biasanya bersatu menjadi dua atau tiga
daerah yang jelas, anggota tubuh bersegmen berpasangan (Asal penamaan
Arthropoda), simetri bilateral, eksoskeleton berkitin. Secara berkala
mengalir dan diperbaharui sebagai pertumbuhan hewan, kanal alimentari
seperti pipa dengan mulut dan anus, sistem sirkulasi terbuka, hanya
pembuluh darah yang biasanya berwujud sebuah struktur dorsal seperti
pipa menuju kanal alimentar dengan bukaan lateral di daerah abdomen,
rongga tubuh; sebuah rongga darah atau hemosol dan selom tereduksi.
Sistem syaraf terdiri atas sebuah ganglion anterior atau otak yang
berlokasi di atas kanal alimentari, sepasang penghubung yang menyalurkan
dari otak ke sekitar kanal alimentari dan tali syaraf ganglion yang
berlokasi di bawah kanal alimentary, ekskresi biasanya oleh tubulus
malphigi. Tabung kosong yang masuk kanal alimentari dan material hasil
ekskresi melintas keluar lewat anus, respirasi dengan insang atau
trakhea dan spirakel, tidak ada silia atau nefridia.
Sistem saraf anthropoda seperti pada annellida, terdapat bagian ventral tubuh berbentuk seperti tangga tali.
Arthropoda memiliki empat kelas, diantaranya yaitu :
- Kelas Myriapoda.
- Kelas Crustacea.
- Kelas Arachnida.
- Kelas Insecta.
Arthropoda dalam dunia hewan merupakan filum yang terbesar di dunia.
Empat dari lima bagian spesies hewan adalah arthropoda, dengan jumlah di
atas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang
mencapai awal Cambrian.
Jumlah spesiesnya yaitu sekitar 900.000 spesies dengan beragam variasi.
Jumlah ini kira-kira 80% dari spesies hewan yang diketahui sekarang.
Arthropoda dapat hidup di air tawar, laut, tanah, dan praktis semua
permukaan bumi dipenuhi oleh spesies ini. Arthropoda dianggap berkerabat
dekat dengan Annelida, contohnya adalah Peripetus di Afrika Selatan.
Arthropoda mungkin satu-satunya yang dapat hidup di Antartika dan liang-liang batu terjal di pegunungan yang tinggi. Semua anggota filum ini mempunyai tubuh beruas-ruas dan kerangka luar yang tersusun dari kitin. Rongga tubuh utama disebut hemocoel. Hemocoel terdiri dari sejumlah ruangan kecil yang dipompa oleh jantung. Jantung terletak pada sisi dorsal dari tubuhnya.
1.
Ciri-ciri Arthropoda
Tubuh Arthropoda
beruas-ruas, dan terbagi atas caput atau kepala, thorax atau dada, dan abdomen
atau perut. Memiliki eksoskeleton (rangka luar) yang tersusun atas zat
kitin. Sistem peredaran darah terbuka, dalam darah tidak mengandung hemoglobin,
sehingga darah hanya berfungsi mengedarkan sari-sari makanan dan oksigen
diedarkan melalui sistem trakea. Arthropoda ada yang bernapas dengan trakea,
insang, paru-paru buku, dan difusi melalui seluruh permukaan tubuh. Alat
ekskresi berupa badan malphigi dan nefridia. Reproduksi secara seksual dengan
peleburan gamet jantan (sperma) dan gamet betina (ovum). Memiliki simetri
tubuh bilateral, yaitu apabila dibelah dari satu sumbu hanya menghasilkan sisi
kanan dan sisi kiri.
2.
Klasifikasi Arthropoda
Klasifikasi
Arthrophoda dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu:
a. Crustaceae
1)
Ciri-ciri Crustaceae
Crustaceae berasal
dari kata crusta yang berarti berkulit keras. Tubuh terbagi atas 2 bagian ,
yaitu sefalotoraks (kepala, dada) dan abdomen ( perut). Tubuh
dilindungi oleh eksoskeleton ( karapaks ) yang tersusun dari zat kitin. Waktu
makan udang, bagian inilah yang biasanya dibuang. Udang memiliki 5 pasang
kaki di sefalotoraks dan 5 pasang kaki pada abdomen, sepasang kaki pertama yang
memiliki bentuk seperti capit, disebut keliped yang digunakan untuk
mempertahankan diri dan memegang mangsa. Empat pasang kaki berikutnya adalah kaki
yang digunakan untuk berjalan, disebut juga pereipoda, 5 pasang kaki yang
terletak pada bagian perut digunakan untuk berenang atau biasa disebut sebagai
pleopoda. Habitat di perairan, baik air tawar ataupun air laut. Crustaceae
merupakan hewan omnivora, makanannya berupa tumbuhan ataupun hewan-hewan
kecil yang ada di perairan. Memiliki sistem peredaran darah terbuka, jadi darah
yang beredar dalam tubuhnya tidak melalui pembuluh melainkan langsung
beredar ke dalam ronggarongga yang ada dalam tubuhnya. Pada bagian kepala
terdapat dua pasang antena. Sepasang antena pendek dilengkapi dengan
stigma atau bintik mata yang berfungsi untuk membedakan antara gelap dan
terang, serta sepasang antena panjang sebagai indra peraba yang dilengkapi
dengan statolit yang berfungsi untuk keseimbangan badan waktu berada di
perairan.
2)
Klasifikasi Crustaceae
a)
Entomostraca
Merupakan Crustaceae
tingkat rendah ( zooplankton). Dibagi dalam 4 kelas: Branchiopoda, Ostracoda,
Copepoda, dan Cirripedia
b) Malacostraca
Merupakan Crustaceae
tingkat tinggi. Dibagi dalam 3 kelas : Isopoda, Stomatopoda, dan Decapoda
Contohnya adalah udang, kepiting, lobster, dan rajungan.
b.
Myriapoda
Tubuh Myriapoda
tersusun atas caput (kepala) dan abdomen (perut) (tak punya dada). Tubuh
terdiri dari 10 – 200 ruas dan tiap ruas terdapat 1 pasang kaki sehingga
disebut hewan berkaki seribu. Respirasi dengan trakea yang bermuara pada
spirakel yang ada di bagian sisi kanan dan kiri sepanjang tubuhnya. Sistem
saraf tangga tali dengan sepasang ganglion sebagai otaknya. Myriapoda terbagi menjadi 2 ordo, yaitu:
1) Chilopoda
Setiap ruas tubuh
memiliki sepasang kaki. Chilopoda merupakan hewan yang beracun yang dapat
mematikan mangsanya dengan racun yang dimiliki tersebut. Contohnya
Scolopendra subspinipes (lipan).
2) Diplopoda
Berbeda dengan
Chilopoda, kalau pada Diplopoda setiap ruas pada tubuhnya memiliki 2 pasang
kaki. Termasuk detritivor, yaitu hewan pemakan sisa-sisa sampah. Contohnya
adalah Julus teristris (luwing). Apabila hewan
ini dalam keadaan bahaya atau merasa terganggu akan menggulung badannya
untuk mempertahankan diri.
3) Arachnoidea
Tubuh Arachnoidea
terdiri dari sefalotoraks (kepala dada menyatu) dan abdomen (perut). Pada
bagian dorsal tubuhnya memiliki perisai karapaks yang tersusun atas zat kitin.
Hewan ini memiliki 4 pasang kaki yang terdapat di dada yang dipergunakan untuk
berjalan. Di bagian kepala memiliki 2 pasang alat mulut, yaitu sepasang
alat sengat (chelicera)
yang dipergunakan untuk melumpuhkan mangsa dan alat capit (pedipalpus)
yang dipergunakan untuk memegang mangsanya. Respirasi dengan paruparu
buku, pada bagian ventral tubuhnya terdapat lubang atau pori-pori yang
merupakan muara dari paru-paru buku. Sistem peredaran darah yang dimiliki
adalah sistem peredaran darah terbuka karena darah mengalir tanpa melewati
pembuluh darah. Seperti halnya dengan Arthropoda yang lain, Arachnoidea juga
memiliki sistem saraf tangga tali. Alat ekskresi yang dimiliki berupa
badan malphigi. Khusus pada ordo Arachnida, pada daerah posterior terdapat dua
lubang yang berfungsi sebagai tempat keluarnya jaring disebut sebagai
spineret.
Klasifikasi
Arachnoidea:
a) Scorpionida, contoh: kalajengking.
b)
Arachnida, contoh: labah-labah.
c) Acarina,
contoh: caplak, tungau.
4) Hexapoda (Insecta)
Insecta merupakan kelompok
hewan yang memiliki jumlah anggota paling banyak dan daerah persebarannya
sangatlah luas, hampir di semua tempat serangga bisa hidup atau disebut
juga memiliki sifat kosmopolit. Tubuh tersusun atas caput (kepala), toraks
(dada), dan abdomen (perut). Perut terdiri 11 segmen, pada segmen ke-9 dan
10 terdapat alat kelamin, yaitu ovopositor yang dipergunakan untuk meletakkan
telur. Respirasi dengan trakea, sistem trakea yang ada pada tubuhnya
bermuara pada pori-pori kecil yang ada di kanan kiri sistem tubuhnya atau
disebut sebagai spirakel. Sistem peredaran darah terbuka dan alat ekskresi
berupa badan malphigi. Contoh hewan ini adalah belalang. Pada kepala belalang
yang terdiri atas enam segmen terdapat alat-alat sebagai berikut:
a) Mata, pada
belalang memiliki 2 macam mata, yaitu mata tunggal
(oselus) dan mata majemuk (facet).
b) Antena, berguna
sebagai alat indra pembau.
c) Mulut, dipergunakan
untuk makan.
Darah belalang tidak
berwarna merah karena dalam darahnya tidak mengandung hemoglobin, namun darahnya
berwarna hijau kebiruan karena dalam darahnya mengandung hemosianin. Oleh
karena itu, darah belalang tidak berfungsi untuk mengedarkan oksigen tapi
untuk mengedarkan sari-sari makanan. Oksigen dalam tubuhnya diedarkan oleh
sistem trakea. Dalam proses pertumbuhan menuju kedewasaannya,
serangga mengalami proses perubahan wujud dari telur sampai menjadi hewan
dewasa atau disebut sebagai metamorfosis. Metamorfosis ada 2 macam, yaitu:
a) Metamorfosis sempurna
Telur menjadi larva (ulat) menjadi pupa (kepompong) menjadi imago (hewan dewasa). Contoh hewan yang
mengalami metamorfosis sempurna antara lain lebah dan
kupu-kupu.
b) Metamorfosis tak sempurna
Telur menjadi nimfa (hewan muda) menjadi imago (dewasa). Contoh hewan mengalami metamorfosis
tidak sempurna antara lain belalang dan jangkrik.
a) Klasifikasi Insecta
(1) Apterygota, yaitu serangga yang tidak memiliki sayap,
contohnya adalah kutu buku (Lepisma).
(2) Pterygota,
yaitu serangga yang memiliki sayap. Pterygota dibagi
menjadi 10 ordo, yaitu:
(a) Odonata, contoh
capung.
(b) Orthoptera, contoh belalang sembah (Stagmomantis),
orong-orong (Grylotalpa), jangkrik (Acheta domestica).
(c)
Isoptera, contohnya adalah laron.
(d) Hemiptera,
contohnya adalah walang sangit.
(e)
Homoptera, contohnya adalah kutu daun dan kutu kepala.
(f)
Coleoptera, contohnya adalah kepik, kumbang kelapa.
(g)
Lepidoptera, contohnya adalah kupu-kupu.
(h)
Diptera, contohnya adalah nyamuk.
(i)
Siphonoptera, contohnya adalah kutu anjing.
(j)
Hymenoptera, contohnya adalah lebah madu (Apis cerana).
b) Tipe mulut serangga
(1) Tipe
orthopteran: mandibula keras, menggigit dan mengunyah, contoh belalang.
(2) Tipe
hemipteran: punya 4 alat penusuk (stilet), contoh kutu busuk dan wereng.
(3) Tipe
anopluran: punya 3 stilet, menusuk dan mengisap, contoh kutu pengisap darah.
(4) Tipe
dipteran: mulut untuk menusuk dan menjilat, contoh nyamuk dan lalat.
(5) Tipe
hymenopteran: pengisap, contoh lebah.
(6) Tipe
lepidopteran: mulut seperti belalai untuk mengisap, contoh kupu-kupu.
Mulut Serangga |
c)
Peranan serangga
(1) Penghasil madu.
(2) Ulat sutra
penghasil sutra.
(3) Serangga predator
hama (membantu membasmi serangga).
(4) Membantu penyerbukan.
d) Serangga yang
merugikan
(1) Wereng padi (hama
padi).
(2) Kumbang kelapa
merusak tanaman kelapa.
(3) Nyamuk dan lalat
menyebarkan penyakit.
(4) Kutu busuk dan
kutu kepala menghisap darah.
0 komentar:
Posting Komentar