Sabtu, 27 Oktober 2012

Makalah Modernisme dan Reformisme Islam

 BAB I
PENDAHULUAN

Gerakan modernisme Islam pada abad ke-19 dipelopori oleh Sayyid Jamaluddin al-Afghani. Meskipun lahir di Afghanistan, usianya dihabiskan di berbagai bagian Dunia Islam: India, Mesir, Iran, dan Turki. Dia mengembara ke Eropa, dari Saint Petersburg sampai Paris dan London. Di mana pun dia tinggal dan ke mana pun dia pergi, Jamaluddin senantiasa mengumandangkan ide-ide pembaharuan dan modernisasi Islam.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Perbedaan Modernisme dan Reformisme Islam

Modernisme Islam ini merupakan satu faham yang berpegang teguh dengan mengakui bahwa Al-Quran sebagai kitab suci yang boleh dipraktikkan di zaman moderen ini. Al-Quran diangkat sebagai mempunyai kelebihan daripada tulisan-tulisan ciptaan manusia manapun. Rasionalisme dalam Modernisme Islam tidak menukar ajaran-ajaran asas yang kukuh dalam agama Islam. Sebaliknya, prinsip-prinsip ketuhanan serta kepentingan hidup yang tertera dalam kitab Al-Quran menjadi pedoman kepada orang Islam untuk kepentingan hidup di dunia moderen. Faham ini telah membedakan antara konsep Modernisme Islam dengan konsep Modernisme Barat yang menolak konsep Ilahiah dalam Kitab Suci mereka. Menyingkap sejarah modernisme Islam di Indonesia pada awal abad ke-20an, modernisme terpusat pada persoalan-persoalan praktik dan masalah ajaran. Menurut Greg Barton:
“Bahkan sebaliknya, Modernisme Islam berpegang teguh untuk mengakui otoritas al-Quran dan memperjuangkan kelebihannya dari tulisan-tulisan ciptaan manusia yang manapun.”
Modernisme Islam berbeda dalam beberapa hal dari reformisme Islam. Reformisme Islam merupakan proyek historis ulama yang dimulai pada abad ke-17 dalam usaha untuk menata kembali umat Muslim dan memperbarui perilaku individu. Proyek historis ini didasarkan pada gagasan pemurnian kepercayaan dan praktik Islam dengan kembali kepada sumber yang autentik, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah, serta memiliki kecenderungan kuat untuk menolak kebudayaan Barat. Disisi lain, modernisme Islam merupakan proyek dari generasi Islam baru yang terpengaruh Barat untuk menyesuaikan diri dengan peradaban modern, tetapi dengan tetap mempertahankan kesetiaan terhadap kebudayaan Islam. Dengan kata lain, modernisme Islam merupakan sebuah titik tengah antara “Islamisme” dan “Sekularisme”, yang mungkin saja akan bergerak kembali kearah Islamisme atau bergerak kearah Sekularisme seperti halnya yang terjadi di Turki, atau tetap berada dalam posisi moderat diantara kedua titik ekstren itu.
Ciri utama dari reformisme Islam sendiri ialah semangat puritanisme, yaitu penekanan kepada ajaran Islam yang murni. Ada semacam persamaan dengan aliran tradisionalisme yang menekankan ortodoksi atau keaslian ajaran Islam. Bertolak dari semangat puritanisme, aliran reformisme sangat menekankan ishlah dan tajdid .

B. Penyebab Terjadinya Modernisme
Pertama, gerakan modernisme Islam lahir dalam konteks keterpurukan, ketertinggalan, dan sikap inferioritas kaum muslim di berbagai belahan dunia dalam menghadapi cengkeraman kolonialis-imperialisme Barat abad ke-20. Saat ini, negara Islam yang dulunya terjajah telah merdeka dan mulai bangkit dari keterpurukan. Bahkan, di beberapa negara, peradaban Islam semakin menguat.
Kedua, gerakan modernisme Islam, harus diakui, pada satu sisi identik dengan puritanisme. Sebut saja misalnya tokoh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab dengan gerakan Wahhabiyah-nya di Arab Saudi yang kental dengan puritanismenya. Menurut mereka, apa pun yang tidak sesuai dengan ajaran otentik Al-Qur’an dan sunah Nabi, ia dianggap bid’ah dan harus dilenyapkan. Jauh sebelum ini, ada Ibnu Taimiyyah yang mendobrak kebekuan pintu ijtihad.
Ketiga, modernisme selain identik dengan puritanisme, juga banyak dicurigai sebagai agen Barat yang disusupkan ke dunia Islam. Kita kenal, misalnya, jargon modernisme adalah westernisasi (pembaratan).
100out of 100 based on 99995 ratings. 1 user reviews.

0 komentar:

Posting Komentar

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Copyright © 2012. Goresan Hidup - All Rights Reserved Ncofies_Room's